Pages

Senin, 26 November 2012

Budidaya Padi Hemat Air SRI Kembali Dikembangkan

 

image
PADI SRI: Padi SRI yang dibudiyakan di salah satu lahan di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus. (suaramerdeka.com/ Ruli Aditio)
KUDUS, suaramerdeka.com - Penanaman padi dengan pola tanam system of rice intensification (SRI) yang mulai dibudidayakan beberapa tahun lalu, kini kembali digalakkan di sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Kudus. Pasalnya sistem ini dinilai sangat menguntungkan petani.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus, Budi Santoso dalam kegiatan pelatihan padi SRI di aula gedung Koperasi Pegawai Negeri Kudus, Jumat (11/5) menjelaskan, pada prinsipnya SRI adalah teknik buddiya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi. "Yaitu dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara," terangnya.
Bahkan dari berbagai uji coba yang dilakukan beberapa tahun lalu berhasil meningkatkan padi sebesar 50 persen bahkan hingga 100 persen. "Tentunya hal ini sangat menguntungkan petani," terangnya.
Budi menambahkan, penggunaan air paling besar adalah sektor pertanian yaitu hingga 80 persen, namun sayangnya ada kecenderungan kebutuhan air justru senantiasa berkurang. Artinya harus menyesuaikan musim. "Maka dari itu perlu efisien. Karena tidak semua lahan memiliki irigasi teknis," jelasnya.
Ditanya soal kelebihan dari SRI, Budi memaparkan yang pasti adalah hemat air. Pola tanam ini juga hemat biaya karena hanya membutuhkan lima kilogram benih per hektarenya, dengan estimasi hasilnya bisa dua kali lipatnya.

"Disisi lain tidak butuh bisaya pindah bibit, selanjutnya cenderung hemat waktu. Sebab penyemaian awal hanya lima sampai 12 hari paling lama, lebih sedikit dibandingkan jenis metode yang biasa," terangnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About