Budidaya Padi Hemat Air SRI Kembali Dikembangkan
PADI SRI: Padi SRI yang dibudiyakan di salah satu lahan di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus. (suaramerdeka.com/ Ruli Aditio)
KUDUS, suaramerdeka.com - Penanaman padi dengan
pola tanam system of rice intensification (SRI) yang mulai
dibudidayakan beberapa tahun lalu, kini kembali digalakkan di sejumlah
lahan pertanian di Kabupaten Kudus. Pasalnya sistem ini dinilai sangat
menguntungkan petani.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan Kabupaten Kudus, Budi Santoso dalam kegiatan pelatihan padi
SRI di aula gedung Koperasi Pegawai Negeri Kudus, Jumat (11/5)
menjelaskan, pada prinsipnya SRI adalah teknik buddiya padi yang mampu
meningkatkan produktivitas padi. "Yaitu dengan cara mengubah pengelolaan
tanaman, tanah, air dan unsur hara," terangnya.
Bahkan dari
berbagai uji coba yang dilakukan beberapa tahun lalu berhasil
meningkatkan padi sebesar 50 persen bahkan hingga 100 persen. "Tentunya
hal ini sangat menguntungkan petani," terangnya.
Budi menambahkan,
penggunaan air paling besar adalah sektor pertanian yaitu hingga 80
persen, namun sayangnya ada kecenderungan kebutuhan air justru
senantiasa berkurang. Artinya harus menyesuaikan musim. "Maka dari itu
perlu efisien. Karena tidak semua lahan memiliki irigasi teknis,"
jelasnya.
Ditanya soal kelebihan dari SRI, Budi memaparkan yang
pasti adalah hemat air. Pola tanam ini juga hemat biaya karena hanya
membutuhkan lima kilogram benih per hektarenya, dengan estimasi hasilnya
bisa dua kali lipatnya.